Profil Desa Panggeldlangu

Ketahui informasi secara rinci Desa Panggeldlangu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Panggeldlangu

Tentang Kami

Profil Desa Panggeldlangu, Butuh, Purworejo. Kenali potensi agraris yang subur, geliat ekonomi UMKM, dan denyut kuat seni tari Dolalak yang telah menjadi jiwa serta identitas budaya utama masyarakat di desa ini.

  • Pusat Pelestarian Kesenian Dolalak

    Desa Panggeldlangu dikenal sebagai salah satu basis utama dan kantong pelestarian seni tari Dolalak, tarian khas Kabupaten Purworejo, yang diwariskan secara turun-temurun.

  • Fondasi Agraris yang Kokoh

    Perekonomian desa ditopang secara solid oleh sektor pertanian, dengan lahan persawahan produktif yang menjadi sumber kehidupan utama dan pemasok komoditas padi yang penting di wilayahnya.

  • Identitas Ganda yang Harmonis

    Desa ini berhasil menyeimbangkan perannya sebagai desa agraris yang produktif sekaligus menjadi pusat kebudayaan yang dinamis, menciptakan sebuah identitas desa yang unik dan kuat.

XM Broker

Desa Panggeldlangu, sebuah wilayah yang terletak di Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, bukan sekadar desa agraris biasa. Di antara hamparan sawah yang menghijau dan alur kehidupan pedesaan yang tenang, tersimpan sebuah denyut kebudayaan yang kuat dan mengakar: kesenian tari Dolalak. Desa ini telah menjelma menjadi sebuah panggung, tempat di mana ritme pertanian yang menopang kehidupan berpadu serasi dengan hentakan kaki para penari yang menjaga warisan leluhur. Panggeldlangu merupakan manifestasi dari sebuah komunitas yang tidak hanya berjuang untuk kesejahteraan ekonomi, tetapi juga berdedikasi tinggi dalam melestarikan identitas budayanya. Profil ini mengupas secara mendalam perpaduan unik antara potensi agraris, dinamika sosial dan kekayaan seni yang mendefinisikan Desa Panggeldlangu.

Jejak Sejarah dalam Sebuah Nama

Seperti banyak desa di Jawa, nama Panggeldlangu menyimpan jejak sejarah dan kearifan lokal. Nama ini merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Panggel dan Dlangu. Kata "Panggel" dalam beberapa interpretasi lokal dapat merujuk pada "panggung" atau tempat yang lebih tinggi yang digunakan untuk berkumpul atau mementaskan sesuatu. Hal ini sejalan dengan citra desa sebagai pusat kegiatan komunal dan kesenian. Sementara itu, "Dlangu" atau Dringo (Acorus calamus) ialah nama sejenis tanaman rimpang yang banyak tumbuh di area perairan dan dikenal memiliki aroma wangi serta sering digunakan dalam berbagai ritual adat dan pengobatan tradisional.Gabungan kedua kata tersebut melahirkan sebuah toponimi yang kaya makna: sebuah tempat berkumpul (panggel) yang subur dan ditumbuhi oleh tanaman dlangu yang bermanfaat. Filosofi ini mencerminkan karakter desa yang tidak hanya subur secara lahiriah (tanah pertanian), tetapi juga subur secara batiniah (budaya dan kebersamaan), menjadi tempat yang nyaman dan berdaya bagi warganya. Nama ini menjadi pengingat abadi akan hubungan erat antara manusia dan alam yang telah membentuk peradaban di wilayah tersebut.

Letak Geografis dan Potret Demografi

Secara administratif, Desa Panggeldlangu berada dalam wilayah Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Topografi wilayahnya berupa dataran rendah yang subur, menjadikannya lokasi yang sangat ideal untuk kegiatan pertanian, khususnya padi sawah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, luas wilayah Desa Panggeldlangu yaitu sekitar 1,51 kilometer persegi. Wilayahnya berbatasan langsung dengan desa-desa lain di sekitarnya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Sruwohrejo; di sebelah timur berbatasan dengan Desa Wareng; di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wironatan; dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sruwohdukuh.Menurut data kependudukan termutakhir, Desa Panggeldlangu dihuni oleh 1.488 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya berada di angka sekitar 985 jiwa per kilometer persegi. Struktur kependudukan ini menempati pemukiman yang teratur dan dikelilingi oleh lahan pertanian produktif. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor agraris. Namun seiring perkembangan zaman, profesi masyarakat mulai beragam, mencakup bidang perdagangan, jasa, industri rumahan, hingga menjadi aparatur negara, meskipun pertanian tetap menjadi tulang punggung utama.

Seni Dolalak sebagai Jiwa dan Identitas Desa

Keistimewaan utama yang membedakan Panggeldlangu dari desa-desa lain di sekitarnya ialah perannya sebagai salah satu pusat pelestarian dan pengembangan seni tari Dolalak. Dolalak merupakan tarian khas Kabupaten Purworejo yang gerakannya merupakan perpaduan antara budaya Jawa dengan pengaruh budaya serdadu Belanda di masa lalu, diiringi oleh musik perpaduan tradisional dan modern. Di Panggeldlangu, kesenian ini bukan sekadar hiburan, melainkan sudah menjadi bagian dari jiwa dan napas kehidupan masyarakat.Desa ini menjadi rumah bagi beberapa grup kesenian Dolalak yang aktif dan memiliki reputasi baik di tingkat lokal maupun regional. Proses regenerasi penari dan pemusik berjalan secara alamiah dan terstruktur. Anak-anak dan remaja diperkenalkan dengan gerakan dan musik Dolalak sejak usia dini melalui sanggar-sanggar atau latihan rutin yang diadakan di desa. Kesenian ini selalu hadir dalam setiap momen penting desa, mulai dari perayaan hari kemerdekaan, acara bersih desa (saparan), hingga hajatan pernikahan warga. Kehadiran Dolalak telah memberikan identitas budaya yang kuat bagi Panggeldlangu, menjadikannya dikenal sebagai "Desa Dolalak" dan menjadi tujuan bagi para pemerhati budaya dan seniman.

Pertanian sebagai Penopang Utama Kehidupan

Di luar panggung budayanya yang semarak, Panggeldlangu tetaplah sebuah desa agraris yang kokoh. Lahan persawahan yang membentang luas menjadi aset ekonomi paling vital. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi, yang ditanam secara intensif dengan dukungan sistem irigasi teknis yang memadai. Para petani di desa ini umumnya mampu melakukan panen dua hingga tiga kali dalam setahun. Praktik pertaniannya merupakan kombinasi antara metode tradisional yang diwariskan leluhur dengan adaptasi teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi, seperti penggunaan traktor dan mesin panen.Sebagai upaya diversifikasi dan optimalisasi lahan, tanaman palawija seperti jagung, kedelai, dan sayur-mayur juga ditanam di musim-musim tertentu. Organisasi seperti Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) memiliki peran strategis sebagai wadah koordinasi, distribusi pupuk, serta pusat informasi dan penyuluhan pertanian. Melalui kelompok ini, para petani berupaya bersama-sama menghadapi tantangan klasik dunia pertanian, seperti serangan hama, ketidakpastian cuaca, dan volatilitas harga jual hasil panen di pasaran.

Roda Pemerintahan dan Pembangunan Partisipatif

Pemerintahan Desa Panggeldlangu berfungsi sebagai motor penggerak utama pembangunan dan pelayanan publik. Dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis, pemerintah desa bersama jajaran perangkatnya bekerja untuk mewujudkan visi dan misi desa. Seluruh kebijakan dan program pembangunan dirumuskan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), yang menjamin adanya partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjalankan fungsi pengawasan dan legislasi, memastikan tata kelola pemerintahan berjalan secara transparan dan akuntabel.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dialokasikan secara proporsional untuk berbagai sektor, mulai dari pembangunan infrastruktur fisik seperti perbaikan jalan desa dan saluran drainase, hingga program pemberdayaan masyarakat. Salah satu fokus pemberdayaan yang menonjol ialah dukungan terhadap pelestarian budaya. Pemerintah desa seringkali mengalokasikan sebagian dana untuk mendukung kegiatan sanggar seni Dolalak, baik untuk pengadaan kostum, peralatan musik, maupun biaya operasional saat mengikuti festival di luar daerah.

Dimensi Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Kehidupan sosial masyarakat Panggeldlangu dilandasi oleh semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat. Tradisi gotong royong masih hidup subur, terlihat dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan maupun saat membantu sesama warga yang membutuhkan. Aktivitas keagamaan yang berpusat di masjid dan musala menjadi perekat sosial yang penting, menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral dalam kehidupan sehari-hari.Di samping pertanian, sektor ekonomi mikro juga turut menopang kehidupan warga. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang didominasi oleh industri rumahan mulai berkembang. Sektor ini mencakup usaha pengolahan makanan seperti pembuatan kue tradisional dan makanan ringan, usaha kerajinan tangan, serta penyedia jasa seperti warung kelontong dan bengkel. Keberadaan UMKM ini memberikan sumber pendapatan alternatif yang fleksibel, terutama bagi kaum perempuan, dan membantu memperkuat ketahanan ekonomi keluarga di tengah tantangan ekonomi global.

Tantangan, Peluang, dan Visi ke Depan

Tantangan yang dihadapi Desa Panggeldlangu bersifat multidimensional. Di bidang budaya, tantangan terbesar ialah menjaga minat generasi milenial terhadap kesenian Dolalak di tengah gempuran budaya populer modern. Di sektor pertanian, isu regenerasi petani dan adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi agenda penting yang harus segera diatasi. Sementara itu, UMKM lokal perlu didorong untuk meningkatkan kualitas produk, pengemasan, dan strategi pemasaran agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.Namun, di balik tantangan tersebut, terbentang peluang yang sangat besar. Identitas Panggeldlangu sebagai "Desa Dolalak" merupakan modal yang sangat kuat untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya (cultural tourism). Desa ini berpotensi menjadi destinasi wisata edukasi di mana pengunjung dapat belajar menari Dolalak, melihat proses pembuatan kostum, dan menikmati pertunjukan otentik. Sinergi antara agrowisata dan wisata budaya dapat menciptakan paket pengalaman yang unik dan menarik. Visi ke depan Desa Panggeldlangu ialah menjadi desa mandiri yang sejahtera secara ekonomi dan lestari secara budaya, di mana kemajuan zaman tidak menggerus akar tradisi yang menjadi kebanggaannya.

Penutup

Desa Panggeldlangu merupakan sebuah teladan nyata tentang bagaimana sebuah komunitas dapat hidup dalam harmoni antara dua dunia: dunia agraris yang menyediakan pangan bagi raga, dan dunia kesenian yang memberi nutrisi bagi jiwa. Ini bukan hanya sebuah desa, melainkan sebuah sanggar kehidupan raksasa di mana cangkul petani dan hentakan kaki penari Dolalak berirama dalam satu simfoni yang sama. Dengan terus merawat kedua pilar ini, Panggeldlangu tidak hanya akan bertahan, tetapi juga akan bersinar sebagai mutiara budaya yang berharga di Kabupaten Purworejo.